Dong Yi episode 60 - Final
Dong Yi berjalan di padang rumput dan ia mengingat kembali ketika ia kecil dan menerbangkan lampion kertas untuk mendiang ayah dan kakaknya,
lalu Dong Yi menoleh karena mendengar sesuatu dan tersenyum manis pada seseorang...
Hwang Ju Shik ribut, ia tidak bisa menemukan sepatunya, padahal mereka akan melepas Dong yi menuju istana Ihyeongung. Yeong Dal menggerutu karena gara-gara Hwang Ju Shik, mereka akan terlambat melepas Dong yi. Hwang Ju Shik marah, apa kau tidak bisa melihat, aku mencari sepatuku?
Yeong Dal tidak mau menunggu lagi dan langsung pergi tanpa Hwang Ju Shik. Tunggu! hei tunggu aku!
Dong yi justru pergi ke gudang biro musik dan ia berjalan melalui rak-rak penyimpanan insrumen musik dan ia mengambil haegeum dari rak dan melihatnya dengan rasa sayang. (haegeum-nya ada di apartemen Hyo Joo sekarang haha)
Bong Sang Gung mengawasi barang2 yang akan dipindahkan dari Bo Gyeong Dang. Ae Jung minta Bong Sang Gung membujuk Dong yi untuk mengubah pendirian-nya. Ini masih belum terlambat, Nyonya.
Bong Sang gung merenung, pembujukan...siapa yang akan melakukannya, apa aku bisa membujuk Yang Mulia? Ae Jung heran. Bong Sang Gung berkata tidak perlu bicara lagi, aku sudah lama menyerah mengenai ini.
Ae Jung masih belum mengerti mengapa DOng Yi ingin meninggalkan istana, dan ia memilih untuk melepaskan segala miliknya di istana ini dan tinggal di luar istana yang lebih berat.
Bong Sang Gung : Alasannya, aku juga ingin tahu..saat ini adalah saat ia bisa tinggal di istana dengan tenang, ini benar-benar...
Ae Jung masih membujuk Bong Sang Gung untuk terakhir kalinya mencoba lagi, tapi Bong Sang gung justru kesal, Yah! bahkan bujukan Cheon Na juga percuma...apa lagi aku!
Tiba-tiba Ratu Inwon datang. Bong Sang Gung menghormat. Ratu Inwon mencari Dong Yi. Dong yi datang dan memanggil Ratu. RAtu mencoba membujuk Dong yi.
Ratu Inwon : Kumohon pertimbangkan lagi keputusanmu, Suk Bin, tinggal di kediaman pribadi akan membuat banyak ketidak-nyamanan. Sebagai anggota keluarga istana bagaimana kau bisa hidup seperti itu?
Dong Yi : Yang Mulia, saya lahir di desa Ban Cheon dan seorang Cheonmin yang dibesarkan disana, apa anda tidak tahu itu...
Istana ini terlalu besar dan berlebihan untuk saya tinggali, jadi saya mohon jangan terlalu terganggu dengan masalah itu. Saya akan sering datang berkunjung dan saya akan menulis surat, saya mohon anda tidak cemas.
Ratu : Apakah alasan kepergianmu adalah karena aku? Aku tanya, apa alasannya demi kebaikan Pangeran Yeoning dan aku?
Dong Yi tersenyum.
Ratu : Suk Bin, jika itu alasannya..
Dong Yi : Yang Mulia, bukan hanya karena alasan itu sepenuhnya, ini selalu menjadi mimpi saya dan sudah lama sekali, akan ada hari dimana saya pasti akan meninggalkan istana.
Ratu Inwon : Apa?
Sukjong berdiri di paviliun-nya, ia mengingat percakapannya dengan Dong yi malam itu...
Sukjong tetap tidak mengijinkan Dong Yi keluar istana.
Dong yi : Cheon Na, pertama kali saya masuk ke istana untuk bertahan hidup. Saya sudah kehilangan ayah dan kakak yang sudah difitnah, ada orang2 diluar sana yang mengejar saya dan istana terlihat sebagai tempat pelarian yang menawarkan keamanan dan perlindungan untuk tidak ditangkap, tempat seperti itu di negeri ini hanyalah istana. Kemudian di tempat inilah Cheon Na dan saya berkenalan...tidak tahu bagaimana sampai saya bisa mendapatkan kemurahan sehingga mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang anda, dari anda saya mendapatkan anak laki-laki yang sangat saya sayangi lebih dari hidup.
Sukjong : Lalu mengapa kau berkeras meninggalkan istana, tempat dimana aku juga Pangeran Yeoning berada, mengapa kau masih ingin pergi...
Dong Yi : Ini karena saya ingin mencari lembaran kehidupan baru, sama seperti masa lalu ketika saya masuk istana adalah untuk membuktikan kalau kematian ayah dan kakak saya adalah karena fitnahan, sekarang saya ingin melakukan apa yang ayah dan kakak saya lakukan sebelumnya, yaitu membantu mereka yang malang dan lemah yang menderita ketidakadilan, jadi saya harus keluar istana untuk membantu mereka mencari keadilan, Cheon Na.
Sukjong hanya bisa menghela nafas. Dong Yi memang keras kepala.
Dong yi : Saya ingin memperlihatkan pada Pangeran Yeoning bagaimana ibunya menjalani kehidupannya, jadi saya harap anda mengerti kalau ini adalah keinginan hati saya. Meninggalkan istana, dan mengikuti jejak langkah ayah dan kakak saya dan sudah lama saya ingin mengabdikan hidup saya demi masyarakat yang lemah dan termajinalkan di negri ini, dan di masa mendatang saat Pangeran Yeoning naik takhta tidak akan membuatnya melupakan semua rakyatnya.
Kembali ke paviliun, Sukjong lalu berpikir kalau Dong Yi sudah mengungkapkan mimpinya maka tidak akan ada gunanya menahan Dong Yi di istana. Dong Yi ini benar-benar serakah dengan mimpinya.
Dong Yi menemui Yeoning dan menghiburnya.
Yeoning : Aku tidak suka istana tanpa ibu di dalamnya, aku ingin tinggal bersamamu ibu.
Dong Yi : Istana Ihyeongung tidak jauh, kalau kau rindu padaku, kau bisa sering mengunjungi ibu, dan ibu juga akan sering mengunjungimu di istana.
Yeoning : Ibu bohong, ibu sudah berkata kalau ibu saya sekarang adalah Jung Jong Mama, inilah mengapa ibu membuangku sekarang.
Dong Yi : Tidak, tidak seperti itu, aku masih ibumu sampai aku mati, akan tetap menjadi ibumu. Apa kau tahu betapa aku sangat menyayangimu, kau mengerti?
Yeoning menangis, ibu..
Dong Yi : Ya, jadi tidak perlu menangis, juga jangan lupa janji yang sudah kau buat pada ibumu. Kau harus setia dan berbakti pada Jung Jong Mama. Sekarang di hatimu, kau harus mendahulukan Jung Jong Mama daripada aku, anak-ku.
Dong Yi menghapus air mata Yeoning dan ketawa karena Yeoning.
Dong Yi keluar dari kediaman Yeoning dan menahan dirinya, sebenarnya Dong yi sendiri berat hatinya.
Putera Mahkota datang dan memberi salam, Mama!
Dong Yi : Putera Mahkota Yun?
PM Yun : Saya mohon jangan cemas akan P. Yeoning, anak itu, saya akan menjaganya dengan baik.
PM Yun : Pangeran Yeoning adalah adik saya dan yang paling saya sayangi. Saya pasti akan menjaga dan melindungi anak itu dari bahaya maupun luka. Meskipun saya tidak pernah mengatakan ini pada anda tapi saya sangat berterima kasih pada Anda, Yang Mulia. Saya tidak akan pernah melupakan apa yang telah anda lakukan pada saya dan saya tidak akan pernah melupakan kebaikan anda.
Dong Yi sangat berterima kasih, Terima kasih banyak Putera Mahkota Yun, saya benar2 harus berterima kasih.
Dong yi meninggalkan Bo Gyeong Dang ia menuju tandu dan Dong yi melihat istana dan sekitarnya sekali lagi lalu orang-orang yang mengantarnya pergi dan menghormatinya. Akhirnya Dong yi berangkat ke istana Ihyeongung.
Istana Ihyeongung, malam hari.
Dong yi berdiri di halaman dan merenung, ia melihat ke istana yang besar itu.
Dong yi : Pada akhirnya, saya benar2 sangat keras kepala Cheon Na, tapi saya mohon anda bisa mengerti dengan niat hati saya.
Dong yi melihat cincin garakjinya, bukannya saya meninggalkan anda.
Tiba-tiba Sukjong muncul, Dong yi-ah!
Dong Yi terperanjat dan menoleh, Cheon Na?
Sukjong : Sepertinya kau masih memikirkan aku?
Dong yi tidak menyangkal dan tersenyum manis. Sukjong jalan mendekat dan tersenyum juga.
Di dalam, Sukjong kelihatan jengkel dan sedikit merajuk. Dong yi tersenyum melihatnya.
Sukjong : Apa kau tersenyum?
Dong yi : Apa?
Sukjong kesal : Senyum? bagaimana kau bisa tersenyum di dituasi seperti ini?
Dong Yi : Ada apa? Cheon Na?
Sukjong : Kau tampak sangat bahagia ada di sini! Tapi aku harus menahan kerinduanku dan dipenuhi kekesalan, tapi kau disini tersenyum sampai kau tidak bisa menutup bibirmu. Apa ini namanya, kalau begitu?
Dong Yi : Cheon Na, bukan seperti itu.
Sukjong : Ini karena kau jadi aku harus menanggungnya, tapi ini benar-benar keterlaluan, apa bagus, kau sekarang tinggal di luar istana sementara aku disini menderita, apa kau pikir ini sungguh menyenangkan?
Mengapa ekspresimu seperti itu? Apa aku satu-satunya orang yang rindu? Apa aku tidak berharga dalam hatimu..apa aku tidak penting bagimu?
Dong yi : Cheon Na! mengapa anda tanya apa arti anda bagi saya? Anda adalah segalanya bagi saya.
Sukjong terkejut dengan pernyataan Dong yi.
Dong Yi tersenyum, apa ini karena...anda benar-benar tidak tahu ?
Sukjong (grogi) : Bukan..bukan itu
Dong Yi : Saya tersenyum, ya benar, alasannya adalah karena saya bahagia.
Dong Yi : Ini tidak seperti di masa lalu, dimana saya tidak bisa melihat anda, jadi ini membuat saya tersenyum, karena setiap saat seperti sekarang ini, kita bisa bertemu satu sama lain. Jadi anda seharusnya menahan marah anda, Cheon Na. Istana tidak jauh dari istana Ihyeongung, jika orang tidak tahu pasti mengira saya sekarang ada di Wae Guk (Jepang) atau Jung Guk (Cung Kuo/China).
Sukjong : Tapi tetap membuat hatiku sedikit resah dan tidak enak, memikirkan istana tanpa dirimu, terasa sedikit kosong.
Keduanya menghela nafas.
Dong yi : Cheon Na, terima kasih banyak.
Sukjong heran.
Dong Yi : Meskipun seperti itu, anda sudah memberikan ijin untuk kesenangan saya. Anda selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini untuk saya.
Dong yi tersenyum.
Sukjong (pura-pura marah) : Jangan menggunakan mata yang tersenyum untuk melihatku. Jika kau melakukan itu, itu akan membuatku marah dan akan menyalahkanmu karena ini semua...
Dong Yi : Cheon Na!
Sukjong : Tunggu dan lihat saja! aku akan membalas dendam padamu karena meninggalkanku sendirian di istana dan lihat saja, aku tidak akan merindukanmu...aku sudah memutuskan tidak akan datang lagi mencarimu, bahkan jika aku sedang jalan di luar, aku tidak akan datang..!
Dong yi menantang Sukjong, Benarkah?
Sukjong : Mengapa..apa kau pikir aku tidak bisa melakukan itu?
Dong yi : Tentu saja ada kemungkinan, tapi kita akan lihat, siapa yang akan jatuh karena tidak mudah bagi seseorang melakukan itu.
Sukjong : Apa?
Dong yi : Jelas kalau saya mulai merindukan Cheon Na maka Cheon Na akan mulai merindukan saya, dan Cheon Na akan akhirnya..
Sukjong : Hmmm?
Dong Yi : Bahkan jika setiap hari anda tidak ingin memikirkan istana Ihyeongng maka ingatlah kalau saya ini Pungsan, sekali menggigit, saya tidak akan melepaskannya dan akan membuat anda dalam masalah.
Sukjong : Apa? apa kau berkata kalau aku sudah kena gigit? Aku tergigit?
Dong Yi mengangguk
Dong Yi : Ya, hanya memikirkan apa yang akan dilakukan..saya merasa sedikit bersalah pada Cheon Na.
Sukjong : Apa maksud kata-katamu? Apa yang akan kau lakukan?
Dong Yi terlihat mencurigakan dan sudah punya rencana, ini membingungkan Sukjong.
Bong Sang gung membawa beberapa pekerja bangunan ke istana Ihyeongung. Dong Yi sedang memeriksa tembok istana. Bong Sang gung datang membawa mereka menghadap Dong yi, mereka adalah pekerja bangunan terbaik di Doseong.
Bong Sang gung mengira Dong yi ingin membangun paviliun. Dong Yi justru heran, paviliun? Bong Sang Gung berkata, jika membangun paviliun di sebelah sini, maka Dong yi akan dapat menikmati pemandangan yang indah.
Dong yi berkata aku tidak akan membangunkan paviliun. Lalu Bong Sang Gung menebak, kalau begitu apa anda akan membuat kolam? Bukan kata Dong yi, hanya saja sejujurnya ia akan membuat kegaduhan. Bong sang Gung heran.
Dong Yi ingin mereka merobohkan tembok istana Ihyeongung. Pekerja itu heran dan terkejut, ini bangunan tembok yang sangat bagus, mengapa ingin dirobohkan? Dong yi minta mereka melakukannya, apa yang kalian tunggu?
Para pekerja masih ragu, Dong yi maju mengambil palu kayu dari tangan salah seorang pekerja dan menghantam tembok, begini caranya, aku ingin tembok ini diruntuhkan, maka akan membuat jalan masuknya menjadi lebih lebar, ini akan membuat setiap orang bisa masuk kesini, siapapun mereka di Doseong, orang-orang yang menderita ketidak adilan akan datang ke tempat ini untuk minta bantuan, di istana Ihyeongung.
Akhirnya para pekerja mulai meruntuhkan tembok dengan cepat.
Setahun kemudian,
Istana Ihyeongung sudah menjadi seperti Lembaga Bantuan Hukum yang memiliki daftar klien sangat panjang. Seorang gadis cilik lari di jalan sambil menangis memanggil ayahnya.
Bong Sang gung mencoba mengatur masyarakat yang berdesakan di sekitar istana Ihyeongung untuk mengadukan nasibnya. Bong Sang gung kewalahan. Seorang pria berkata, anaknya ditahan oleh kepolisian dan disiksa habis-habisan. Bong sang Gung mengerti, tapi mereka tetap harus mengantri, tapi orang-orang semakin kacau membuat Bong Sang gung panik.
Tiba-tiba Ae Jung datang, sepertinya Ae Jung sudah naik pangkat. Bong Sang gung senang sekali melihat Ae Jung dan minta Ae Jung membantu mengendalikan massa. Dengan suara Ae Jung yang menggelegar, rakyat akhirnya patuh dan bersedia antri. Bong Sang Gung puas, Ae Jung memang hebat dalam mengendalikan massa.
Ae Jung melihat Bong Sang Gung terlihat kacau sekali, bagaimana hidup Nyonya selama ini? Bong Sang gung mengeluh, setiap hari ia harus mengatur kerumunan orang dan ia minta Ae Jung membantunya. Ae jung berkata ia datang untuk menyampaikan pesan pada Suk Bin.
Bong Sang Gung berkata Suk Bin bahkan tidak punya waktu untuk makan dengan teratur. Bong Sang Gung langsung menyeret Ae Jung untuk membantunya.
Seorang gadis kecil menemui Dong yi dengan menangis, ayahnya difitnah dan ditangkap karena dituduh sebagai pembunuh seorang pejabat Hojo (pejabat pajak). Ayahnya tidak akan pernah melakukan perbuatan seperti itu, ayahnya bahkan tidak sanggup membunuh seekor semut pun, tapi polisi langsung menangkap ayahnya dan ingin mengeksekusi mati ayahnya karena pembunuhan.
Gadis kecil itu menangis terisak-isak dan memohon agar Dong yi menolong ayahnya. Dong Yi tanya, apa namamu Ryeo Ri? Dong Yi berkata tampaknya ayahmu sudah salah dituduh, aku akan pergi ke kantor polisi dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ryeo Ri tanya apa Dong Yi akan membantu ayahnya. Tentu saja kata Don Yi, dulu aku ini gungnyeo dari Biro penyelidik internal, kau pasti tahu reputasi dan potensi mereka kan? Ryeo Ri mengangguk. Dong yi minta Ryeo Ri mempercayainya. Ryeo Ri mengucapkan terima kasih pada Dong Yi.
Di kediaman keluarga Oh (Kekonyolan terakhir mereka, hehehe)
Oh Tae Pung dan istrinya mengintip ke kamar Oh Ho Yang. Oh ho Yang keluar dengan ketakutan. Lalu ia ingat, malam sebelumnya, kedua orang tuanya menikahkan dirinya dengan seorang gadis yang mereka katakan mirip Dong Yi. Oh Tae Pung dan Ny. Park membuat Oh Ho Yang mabuk dan ketika masuk kamar pengantin,
Oh Ho Yang hanya melihat punggung pengantin-nya. Gadis itu memangilnya, suamiku. Gadis itu memadamkan lilin dan Oh Ho Yang langsung "menyerbunya".
Paginya Oh ho Yang bangun dan berbalik melihat istrinya, ternyata di wajah istrinya ada tanda lahir (tompel) yang besar! Oh Ho Yang tanpa pikir panjang langsung keluar dari kamar dan marah-marah pada orang tuanya lalu berguling2 di tanah.
Kepala Polisi merasa Dong yi ini mengganggu sekali, ia datang lagi dan berkata kalau Dong yi sudah mendesaknya. Dong yi pergi ke kamar mayat untuk melihat mayat korban bersama koroner. Dong yi berkata kalau orang ini meninggal karena luka sayatan dan lukanya terlihat dalam. Koroner membenarkan, pedang ditikam-kan melalui jantungnya dan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian ilmu pedang.
Dong Yi melihat kalau arah sayatan pedangnya aneh. Kepala Polisi datang dan memberi salam pada Dong Yi, anda sudah datang, Dong yi mengangguk dan berkata aku datang lagi. Dong yi berkata pada Kepala Polisi kalau penjahat yang membunuh pejabat Hojo San Sa, Oh Jung Je bertangan kidal.
Dong Yi memperlihatkan laporan otopsi tidak sesuai dengan tuduhan mereka. Karena mereka menuduh orang yang membunuh menggunakan tangan kanan. Kepala Polisi itu kalah "kelas" dengan Dong yi dan ia setengah panik berkata kalau penjahatnya mungkin menggunakan tangan kanan ketika melakukan ini dan berkata kalau mereka tidak bisa menggunakan perbedaan ini untuk membuat penilaian.
Dong Yi setuju, tentu saja tidak, tapi bukti yang di-klaim oleh kepolisian tidak bisa digunakan untuk membenarkan kasus mereka.
Di mayat ada jejak kain tapi bisa saja diletakkan disitu setelah orang itu meninggal.
Kepala Polisi mulai marah dan berkata ini urusan kepolisian, sedangkan Dong yi adalah anggota Keluarga Raja mengapa mencampuri urusan mereka.
Dong yi berkata ia disini bukan sebagai anggota Keluarga Raja melainkan sebagai anggota Wi Ji Bu (pemilik satu istana, yang memiliki hak untuk mengutarakan keberatan), jadi ini masih dalam batas jurisdiksinya. Kepala Polisi itu tidak bisa membantah Dong Yi.
Kepala Polisi itu melampiaskan kemarahan-nya di kantornya, ia mengeluh pada anak buahnya. Sebagai Selir Raja, seharusnya ia diam saja dengan tenang di istana, mengapa ia datang dan mengacau di sini. Anak buahnya berkata itu karena Suk Bin adalah dari kelas Cheonmin, sehingga ia merasa berkewajiban membantu mereka. Dan meresahkan kaum Yanban.
Anak buahnya tanya bagaimana kita melawannya? Kepala Polisi itu berkata mereka tidak bisa menutupi kebohongan lebih lama lagi, ia memerintah anak buahnya untuk lapor pada Pejabat dalam masalah Dong Yi.
Dong yi pergi ke penjara menemui ayah Ryeo Ri, petugas berkata ini orangnya, Yang Mulia.
Dong Yi kaget melihat kondisi ayah Ryeo Ri, apa yang sudah kalian lakukan pada pria ini, bagaimana kalian bisa menyiksanya seperti ini?
Polisi : Ini karena dia menolak untuk mengaku jadi kami menyiksanya dengan Ap Seol
Ap Seol= hukuman dengan menekan lutut. Beberapa petugas menekan lutut tahanan yang berlutut di tanah. Yeongjo menghapuskan siksaan dengan cara ini menggunakan Perintah Raja.
Dong yi : Apa? kalian menggunakan Apseol!!! Lalu kalian akan menggunakan penyiksaan ini sampai ia mengaku, dari hukum tertulis mana kalian mengambil tindakan kejam ini, apa kalian tidak tahu, ini melanggar hukum!!
Polisi : Maafkan saya, Yang Mulia.
Dong yi : apa yang kau tunggu, cepat panggil tabib untuk memeriksa luka pria ini, juga masalah ini, tidak akan aku lepaskan tanpa hukuman.
Polisi : Baik, Yang Mulia
Dong Yi berlutut melihat ayah Ryeo Ri.
Ayah Ryeo Ri : siapa anda, mengapa begitu baik pada saya...
Dong Yi : Apa kau ayah Ryeo Ri, Chil Bok?
Chil Bok : Ryeo Ri? apa anda melihat anak itu, putriku, apa yang akan terjadi pada anak itu sekarang, mungkin karena penahanan-ku, ia akan dituduh juga dan sekarang mereka akan memeriksanya.
Dong Yi : Tidak, beruntung, sekarang ia selamat jadi jangan cemas.
Dong yi memegang tangan Chil Bok, juga mengenai tuduhan yang ditimpakan padamu, kita akan mencari keadilan-nya, jadi kuatlah dan jangan menyerah, apa kau mengerti?
Chil Bok : Apa mungkin anda adalah penguasa Istana Ihyeongung, Suk Bin Mama..
Dong yi mengangguk.
Chil Bok : Jadi Benar...saya sudah mendengar legenda mengenai anda. Apa benar Yang Mulia akan membela kaum Cheonmin lemah seperti kami?
Dong Yi : Tidak perlu mengatakan itu, jangan lupa kalau aku juga dari kelas Cheonmin.
Chil Bok : Yang Mulia!
Dong yi : Kau harus..bertahan, apa kau mengerti?
Chil Bok menangis, Ya!
Seo Yong Gi sepertinya sudah pensiun dan ia melatih bela diri. Salah seorang muridnya berkata kalau Suk Bin Mama datang berkunjung. Seo Yong Gi mengerti.
Dong Yi dan Bong Sang Gung melihat Seo Yong Gi dari kejauhan dan berkata kalau Seo Yong Gi benar2 luar biasa, mau ada di militer atau mengajar di sekolah, ia selalu memberikan yang terbaik. Dong yi membenarkan, Seo Yong Gi adalah pribadi luar biasa sejak dulu, dia bisa membuat seorang koroner biasa seperti ayahku menjadi sahabat karibnya.
Seo Yong Gi datang dan memberi salam pada Dong Yi. Dong Yi berkata Seo Yong Gi kelihatan sangat sehat.
Seo Yong Gi membenarkan, seperti Dong Yi, ia juga memutuskan meninggalkan istana dan intriknya, seperti Dong Yi, sekarang dia menikmati masa-masa terbaik dalam hidupnya dan ia merasa bisa bernafas sebagai manusia.
Dong yi : Itu terlihat dari wajah Tuan, mungkin di kehidupan yang lalu, anda adalah seorang Cheonmin.
Seo Yong Gi ketawa, benar, apapun darah yang mengalir, warnanya tetap saja merah, yang penting adalah kebangsawanan dalam hati, ini yang selalu dikatakan oleh Choi Hyo Won. Seo Yong Gi tanya apa tujuan Dong yi menemuinya.
Seo Yong Gi sudah tahu benar karakter Dong yi yang sudah bagaikan anaknya sendiri. Sepertinya anda akan melakukan sesuatu petualangan.
Dong Yi : Apa kau bisa membacanya dari mataku?
Seo Yong Gi: Ya, benar, semua tertulis di wajahmu, saya merasa bukan hanya saya saja, tapi sepertinya anda ingin mengumpulkan yang lainnya juga dari istana.
Dong Yi menghela nafas, aku memang punya niat itu tapi aku ingat sebagai anggota keluarga Raja yang tinggal di luar istana, bagaimana aku bisa mengerahkan staf untuk tujuan pribadi, ini akan jadi masalah...
Seo Yong Gi berkata : kalau begitu kita bisa melakukan secara rahasia/Mo Lei (Mo Lei= istilah yang diciptakan Shim Yun Taek untuk under-cover work)
Dong Yi : Maka kita akan melakukannya secara rahasia.
Seo Yong Gi dan Choi Dong Yi tertawa geli. Ya, tentu saja kita akan melakukannya secara rahasia.
Han Jang Bu mengawasi barisan dan Cha Cheon Soo berkata ia akan mengunjungi istana Ihyeongung untuk sementara dan minta Han Jang Bu yang mengambil alih Nae Geum Bu (sekarang Cha Cheon Soo menggantikan Seo Yong gi).
Shim Yun Taek berkata pada teman sekantornya kalau ia sudah selesai untuk hari ini dan pergi cepat-cepat. Rekan2nya bingung, mengapa Shim Yun Taek tergesa-gesa?
Jeong Sang Gung dan Jung Im juga bergegas pergi meninggalkan istana, cepat, kita sudah terlambat.
Akhirnya "Lima Sekawan" berkumpul untuk membahas kasus Chil Bok.
Jeong Sang Gung berkata ini bukan kasus pembunuhan langsung. Dong yi membenarkan. Pelayan yang ditahan itu tidak bisa lolos dari dakwaan pembunuhan, ia dituduh membunuh pejabat Hojo itu.
Seo Yong Gi berkata ia melakukan penyelidikan latar belakang korban dan ada yang aneh.
Shim Yun Taek melihat temuan dan berkata bagaimana pejabat tingkat 7 bisa memiliki aset yang begitu besar, lalu Shim Yun Taek mencium laporan itu dan berkata kekayaan-nya pasti bernoda darah. (jenis Gayus kali...)
Jung Im setuju, pejabat San sa di kementrian Pajak (mirip Gayus hehe) mengurus sensus, jika korban memiliki begitu banyak kekayaan selama tugasnya, dia pasti menerima uang suap.
Cha Cheon Soo berkata korban tidak sendirian dalam melakukan penipuan ini.
Dong Yi setuju, ini adalah hal-hal yang mencurigakan-nya dan perlu untuk diselidiki lebih lanjut. Korban yang mengurus masalah sensus pasti punya hubungan konspirasi dengan pejabat tinggi kalangan Yanban dalam transaksinya, jika ternyata si korban tidak sendirian maka yang terlibat akan panik dan akan mengkambing hitamkan seorang pelayan Cheonmin yang tidak bersalah.
Sukjong jalan keluar istana lagi dan membahas mengenai keputusan-nya dengan Kasim Han, Sukjong minta Kasim Han mempercepat pelaksanaan-nya. Kasim Han menyanggupi. Sukjong berkata kita harus melihat bagaimana rakyat hidup dan kegiatan mereka, minta Dewan Istana berkumpul di Balairung. Kasim Han mengiyakan. Lalu Sukjong menyadari kalau ia sudah jalan menuju istana Ihyeongung!
Sukjong : Bukankah ini jalan ke istana Ihyeongung?
Kasim Han : Apa yang anda katakan, bukankah ini jalan yang akan membawa anda ke istana yang anda inginkan, bukankah anda sengaja mengambil jalan ini?
Sukjong : Hei! apa katamu itu, sengaja? Kita hanya jalan dan kita berakhir di sini, omong kosong apa itu..
Kasim Han tersenyum.
Sukjong : Yah tapi karena kita sudah disini, kenapa kita tidak berkunjung saja dan melihat.
Dong Yi sedang mempelajari kasus-kasus di luar, karena kecapaian, hidungnya mimisan. Dong yi mengangkat kepalanya untuk menghentikan darahnya, tepat saat Sukjong masuk dan melihatnya, Sukjong shock!
Sukjong : Dong Yi ah!!
Dong Yi menoleh dan sambil memegang hidungnya, Cheon Na?
Sukjong : Kau..kau..darah!!
Sukjong panik dan langsung memerintah tabib istana untuk dipanggil ke istana Ihyeongung. Dong Yi merasa ini berlebihan, sudah menyusahkan Tabib Istana malam-malam seperti ini.
Sukjong tanya, apa diagnosisnya, apa Suk Bin baik-baik saja?
Dong yi : Cheon Na! Saya sudah berkata saya tidak apa-apa, bagaimana anda bisa memanggil tabib istana ke sini...
Sukjong : Ahem! diam!
Tabib Istana : ini hanya perubahan kelembapan karena musim yang berubah dan karena kelelahan, tidak ada yang perlu dicemaskan.
Sukjong : Benarkah?
Dong Yi : Lihat saja, bukankah saya berkata kalau saya baik-baik saja. Mengapa anda tidak percaya pada saya dan meributkan ini..
Sukjong : Hush!
Dong Yi cemberut (ini pertama kalinya hehe) dan Sukjong melihat Dong yi dengan tajam, ia memarahi Dong Yi dengan matanya. Dong Yi akhirnya tersenyum.
Setelah berdua saja, Sukjong berkata ini peringatan keras bagimu, jika aku melihat kau mimisan lagi...
Dong yi mengangkat tangannya, menyerah, ya, maka saya akan dipanggil kembali ke istana, saya akan masuk ke istana, Cheon Na.
Sukjong kesal : Hiss..kau ini benar2!!!
Sukjong : Sekarang apa yang kau lakukan?
Dong Yi : Apa?
Sukjong : Melihat kau masih belum tidur malam-malam begini, aku merasa ada yang penting yang perlu perhatian khususmu, iya kan?
Dong Yi : Cheon Na, ini bukan masalah yang bisa anda campuri. Apa anda sudah merasa jengkel dengan rumor yang beredar tentang istana Ihyeongung yang suka ikut campur?
Sukjong : Apa yang sudah kau lakukan ?
Dong Yi : Meskipun ini harus dilakukan, tapi ini bukan hal yang bisa dicampuri oleh anggota keluarga Raja.
Sukjong : Kau sudah menyadari kenyataan itu..?
Dong yi : Iya. jadi kalau anda tetap tidak ikut campur maka saya akan sangat berterima kasih kalau Cheon Na sudah menutup mata anda akan apa yang saya lakukan disini, setelah anda pura-pura tidak mengetahuinya, saya akan sedikit mendapat marah dari seseorang.
Sukjong : Tapi, akan ada waktunya bantuanku pasti diperlukan, jadi kau harus mengatakan ini padaku, apapun itu, dan dengan kapasitasku, jujur saja ini yang seharusnya dilakukan oleh seorang Raja, ini adalah tanggung jawabnya.
Dong yi : Ya, Cheon Na..saya akan melakukannya.
Sukjong merenung di Daejeon, lalu meminta Kasim Han memanggil Cha Cheon Soo.
Jung Im menyelidiki kasus Chil Bok dan ia beralasan mengecek latar belakang gungnyeo baru, lalu pergi ke perpustakaan kementrian SDM untuk mencari data. Petugas mempersilahkan Jung Im dan para gungnyeo untuk mencari di rak yang ada. Lalu meninggalkan mereka. Jung Im minta anak buahnya mempercepat penyelidikan.
Cha Cheon Soo juga pergi dan berkata ia harus menemukan catatan mengenai pelayan di Nae Geum Bu.
Kepala Polisi menemui seorang Yanban dan ia tanya bagaimana perkembangan penyelidikan Dong Yi. Kepala Polisi berkata sungguh melegakan karena sejak Dong Yi datang ke kantor polisi waktu itu, ia belum lagi menunjukkan kemajuan.
Bangsawan itu merasa cemas, istana Ihyeongung mulai mencampuri urusan kepolisian. Kepala polisi meyakinkan kalau ia sudah menutupi banyak hal, jadi tidak akan ada yang tahu.
Bangsawan itu tanya apa mereka sudah menemukan pelayan korban? Kepala Polisi menjawab kalau mereka masih mencarinya. Yanban itu berkata kalau saja di korban tidak terlalu serakah, hal seperti ini tidak akan terjadi. Yanban itu minta Kepala Polisi menemukan pelayan korban bagaimanapun juga dan jangan sampai pelayan itu jatuh ke tangan yang salah, karena bukan saja dirinya, tapi seorang pejabat di dewan istana juga akan tersangkut. Kepala Polisi tahu dan ia pamit pergi. Seseorang mengamati keduanya.
Ternyata Hwang Ju Shik dan Yeong Dal yang mengamati mereka dan lapor pada Shim Yun Taek. Kalau Kepala Polisi itu bertemu seorang Yanban yang memiliki jabatan tinggi di kementrian Pajak, yaitu Hojo Sa Gwan.
Hwang ju Shik dan Yeong Dal berkata itu yang mereka temukan, apa kami membantu Dong yi? Shim Yun Taek memuji usaha mereka dan akan segera lapor.
Cha Cheon Soo lapor ada yang aneh di departemen SDM, mengenai catatan pendaftaran pelayan, para Yanban memanipulasi catatan pelayan untuk kepentingan pribadi yang menyebabkan kekacauan dan mereka akan membuat si pelayan dalam kesulitan lalu keuntungan yang mereka dapat dari manipulasi ini akan mereka bagi diantara korban dan Yanban itu.
Shim Yun Taek lapor pejabat Hojo Sa Gwan bertemu dengan Kepala Polisi, jadi mereka pasti terlibat masalah itu. Dong Yi berkata Jeong Sang Gung menemukan kalau orang yang posisinya paling pas untuk memanipulasi pendaftaran bukan lain adalah Hojo Sa Gwan, dan korban yang meninggal itu adalah anak buahnya.
Dong Yi minta Cha Cheon Soo melakukan sesuatu di kepolisian dengan cepat sebelum Kepala Polisi melakukan sesuatu yang drastis, Cha Cheon Soo mengerti.
Kepala Polisi menemukan pelayan korban, pria itu bersembunyi di desa Dongakdong. Kepala Polisi langsung bergerak ke tempat itu. Sementara itu, Cha Cheon soo mengerahkan anak buahnya untuk menghentikan Kepala Polisi.
Shim Yun Taek melihat Cha Cheon soo mengerahkan pasukan, ia tanya bagaimana Cha Cheon Soo bisa mengerahkan pasukan dibawah perintah Dong Yi, bagaimana jika ia mendapat kesulitan, dan bagaimana pengaruhnya pada Dong yi jika ini ketahuan.
Cha Cheon soo meyakinkan Shim Yun Taek, tidak akan ada yang terjadi, karena ia mengerahkan pasukan atas perintah Sukjong. Shim Yun Taek heran, Baginda memberikan ijin itu? Cha Cheon soo langsung memacu kudanya di jalanan Doseong.
Kepala Polisi itu mengancam para penduduk desa untuk mengatakan keberadaan pelayan itu dan mereka berkata tidak tahu apa-apa. Kepala Polisi mengancam akan membunuh keluarga orag itu jika ia tidak mengaku keberadaan pelayan yang dicarinya.
Kepala Polisi hampir saja menebas penduduk itu dengan pedang ketika Cha Cheon Soo dan anak buahnya menyerbu dan mengepung Kepala Polisi itu, mereka dilumpuhkan dengan mudah.
Kepala Polisi melarikan diri, Cha Cheon Soo mengejarnya dan mengalahkan Kepala Polisi dengan beberapa jurus saja.
Dong yi mendapat laporan dari Bong Sang Gung kalau pasukan Nae Geum Bu menangkap Kepala Polisi dan semua pejabat yang terlibat dalam penipuan. Dong yi heran, jika itu pasukan Nae Geum Bu, maka itu pasti perintah Baginda.
Benar! aku adalah orang yang memerintahkan penangkapan, kata Sukjong. Dong Yi kaget, Baginda tiba-tiba datang bersama Kasim Han dan pengawal pribadinya.
Dong yi tanya ada apa ini sebenarnya. Sukjong berkata jangan terlalu terlihat terperanjat, aku hanya memperlihatkan potensiku dengan menambahkan sedikit usaha disitu. Sukjong berkata ini adalah gilirannya menunjukkan kemampuannya. Kasim Han tersenyum geli.
Sukjong di depan dewan istana, kalau ia akan meresmikan Pendaftaran Sipil untuk rakyat dan menghindari insiden dari pengulangan dan mendapatkan persetujuan dari dewan istana. Sukjong mengajar jika pemerintah tidak dapat melindungi rakyatnya sendiri, maka itu akan melawan kehendak langit.
Chil Bok dilepaskan dari tahanan, ia keluar dan disambut putrinya, Ryeo Ri. Chil Bok memeluk anak perempuannya dengan erat, keduanya menangis. Dong yi keluar dari kantor polisi dan Chil Bok mengucapkan terima kasih pada Dong Yi karena membelanya dan membebaskannya. Chil Bok merasa berhutang budi selamanya pada Dong Yi.
Dong Yi berkata bukan apa-apa, tidak ada hutang budi, ia hanya melakukan kewajibannya. Dong yi mengelus kepala Ryeo Ri dan berkata untuk merawat ayahnya dengan baik karena ia sudah luka parah dan perlu perhatian. Ryeo Ri menyanggupi, ia akan menjaga ayahnya. Kedua ayah anak itu terus saja mengucapkan terima kasih pada Suk Bin Mama.
Dong Yi merobohkan tembok untuk memperlebar jalan masuk ke istana Ihyeongung, tidak ada gerbang di jalan masuknya. Beberapa rakyat Cheonmin datang dan melakukan pekerjaan konstruksi untuk paviliun. Dong yi dan Bong Sang Gung kembali dan heran dengan kesibukan di istananya. Bong Sang gung heran, ada apa ini? Seorang penduduk Cheonmin datang dan memberi hormat pada Dong Yi, apa Yang Mulia mengenali saya, saya yang ada di Rs pemerintah waktu itu, anda membantu saya mendapatkan pengobatan. Dong Yi ingat dan tanya bagaimana kakimu? Orang itu menjawab karena keberuntungan dari Suk Bin maka sekarang kakinya sudah sembuh dan ia bahkan bisa jalan 20 mil tanpa masalah.
Dong Yi lalu tanya apa yang terjadi di sini. Pria itu berkata mereka semua datang bukan untuk minta sesuatu bagi mereka tapi kami datang untuk memberi hadiah pada Suk Bin Mama, inilah mengapa mereka semua datang. Dong Yi heran, kalian datang untuk memberiku hadiah?
Seorang pria datang dan berkata besok pagi adalah ulang tahun Suk Bin dan mereka tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai hadiah, itu sebabnya mereka semua datang untuk memberikan tenaga pada Dong yi, mereka akan membangunkan paviliun bagi Suk Bin Mama.
Bong sang gung tanya, siapa ini yang datang untuk membangun paviliun? Pria itu menjawab, semua dari golongan Cheonmin yang sudah dibantu oleh Suk Bin dan datang untuk membantu, akhirnya semuanya mendengar rencana ini dan datang untuk membantu dan memberikan tenaga.
Dong yi terharu. Mereka berkata, Yang Mulia tunggu saja, kami akan membangunkan bagi anda paviliun yang kokoh. Pria itu lalu minta rekan2nya cepat bekerja.
Bong Sang Gung berkata, anda tidak boleh menolak hadiah mereka ini. Dong yi setuju, aku tidak bisa menolak kemurahan hati mereka.
Kim Gu seon membawa Pangeran Yeoning melihat apa yang dilakukan rakyat kecil untuk ibunya dan berkata pada Yeoning kalau pelajaran hari ini adalah apa yang anda lihat didepan anda, jangan melupakan pemandangan ini, Yang Mulia. Tidak ada buku tertulis yang bisa membandingkan dengan apa yang kita alami dan kita saksikan, ini adalah pelajaran berharga untuk dipelajari.
Dong yi menoleh dan melihat Yeoning, Geum ah? Yeoning lari ke arah Dong yi, Ibu!!! Keduanya berpelukan. Yeoning berkata karena besok adalah ulang tahun ibu, maka Ratu mengijinkan-nya datang dan merayakan dengan ibu bahkan malam ini aku boleh menginap. Ibu kita akan bercakap-cakap semalaman denganmu.
Dong Yi senang, iya kita akan melakukan itu...
Yeoning : Eomeoni, hari ini aku belajar pelajaran yang sangat penting dan menetapkan hati.
Dong Yi : Eh?
Yeoning : Hari ini, aku tidak akan marah atau merajuk kalau datang menemui ibu, aku sekarang menyadari niat Ibu bagiku dan mengapa ibu tinggal di sini, ini dilakukan agar aku melihat, aku akan mempelajari pelajaran ini baik-baik dan akan melakukannya di masa mendatang.
Dong yi : Geum ah?
Yeoning : Aku tidak akan melupakan ini..selamanya ibu akan terukir di hatiku dan juga pelajaran yang ibu impartasikan padaku...
Dong Yi : Ya, benar, terima kasih, terima kasih banyak Geum ah, terima kasih...
Yeoning : Mengapa Ibu harus berterima kasih padaku, Ibu adalah ibuku, aku adalah anak ibu, tidak terhitung terima kasihku pada ibu.
Dong Yi memeluk Yeoning. Sukjong melihat semua yang terjadi dengan terharu.
Malamnya, Sukjong dan Dong Yi jalan-jalan di pasar, Dong Yi melihat-lihat norigae, dan memilih satu, saya akan mengambil ini saja.
Sukjong ingin Dong yi mengambil yang lebih mahal. Seperti biasa Dong yi beragumen, apa semua barang mahal itu pasti bagus? Dia cuma suka norigae itu dan Dong Yi langsung mencobanya di hanboknya.
Sukjong mendesak Dong Yi mengambil beberapa norigae lagi. Dong yi menolaknya, satu saja sudah cukup untuk saya.
Sukjong : Baik! aku akan mengambil semuanya dari sini sampai sana!
Penjual kaget : Apa? Semua ini?
Sukjong : Hmmm!
Penjual itu kaget tapi senang dan ia mulai mengemasi hiasan yang dipilih Sukjong.
Dong Yi merasa Sukjong tidak perlu melakukan ini.
Sukjong : Ini yang akan kukatakan padamu, ini jelas hari ulang tahunmu, tapi kau menolak perayaan sekarang kau membuatku tidak bisa membelikanmu hadiah ulang tahun, kau hanya berkeras memiliki sebuah norigae ini saja, aku tidak mengijinkan ini!!
Dong Yi : Bahkan kalau anda menginginkan-nya, anda tidak perlu membeli semuanya, saya hanya akan mengambil ini, maaf atas masalah ini..
Sukjong : Dong Yi!!! Sukjong kesal dengan si-keras kepala Dong Yi. Aku merasa kau tidak mengerti bagaimana perasaan seorang pria sejati, untuk wanita yang ia cintai, dia pasti akan melakukan segalanya untuknya! Lagi pula, siapa aku, aku adalah Raja! juga adalah Raja negeri ini, pria paling tinggi kedudukan-nya di negeri ini, yang pasti akan bisa melakukan banyak hal.
Dong Yi : Anda sudah memberikan pada saya yang terbaik Cheon Na
Sukjong : Hmmm?
Dong Yi : Garakji ini, waktu anda memberikan ini pada saya beberapa waktu lalu, anda sudah memberikan hati anda pada saya dan sekarang tidak ada lagi yang saya inginkan...
Sukjong : Dong Yi!
Dong Yi : Jadi, jangan biarkan masalah ini mengganggu anda, Cheon Na. Tahun ini, jumlah panen berkurang jadi saya tidak ingin menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting, bukan tahun ini, tahun depan, tahun sesudah tahun depan, 10 tahun dan 20 tahun, saya akan selalu ada di sisi anda seperti sebelumnya, lalu kalau kita mengadakan perjamuan, masih belum terlambat untuk memberikan hadiah pada saya.
Sukjong : Baik, aku menyerah, ayo kita pikirkan, aku tidak pernah menang berdebat denganmu, tapi kau harus menepati janjimu, tahun ini, tahun depan, tahun setelah tahun depan, 20 tahun lagi, kau akan tetap ada di sisiku selama waktu itu!
Dong Yi : Cheon Na!
Sukjong : Baik! Ini lebih dari cukup, ini satu hal yang aku minta dari mu, sini biarkan aku melihat Dong yi-ku, biar kulihat, kau benar-benar cantik, benar-benar cantik.
Sukjong mendekat dan ingin mencium Dong yi, membuatnya malu, tiba-tiba sebuah pintu terbuka dan Dong yi menoleh,
Sukjong : Ada apa?
Dong Yi : Cheon Na? itu!
Dong yi melihat ada beberapa orang membawa seseorang yang terikat dalam karung di pundak mereka dan lari.
Sukjong : Ada seseorang dalam karung itu!
Dong Yi : Itu orang! ada orang dalam karung itu, Cheon Na!
Sukjong : Tunggu di sini!
Dong Yi : Cheon Na?
Sukjong menemui Kasim Han dan minta dipanggilkan polisi. Kasim Han langsung pergi.
Sukjong kembali ke tempat Dong yi dan melihat kalau Dong Yi menghilang, Sukjong bingung, Suk Bin? Kau kemana Suk Bin?
Ternyata Suk Bin kita ada di pagar tembok.
Sukjong : Dong Yi ah!!
Dong Yi menarik Sukjong berlutut dan minta dia tenang, Sukjong heran, mau apa Dong Yi disini?
Dong Yi : Sssh! kecilkan suara anda, mereka mungkin mendengar kita
Sukjong : Apa yang kau lakukan disini? ayo pergi!
Dong Yi : Ada sesuatu yang aneh yang terjadi di sini, sepertinya ini adalah tempat pertemuan rahasia akan perdagangan gelap yang sedang saya selidiki.
Sukjong : Apa??
Dong yi merasa di dalam terjadi transaksi rahasia dan ia ingin menangkap basah mereka. Sukjong menahannya, tunggu, aku sudah lapor polisi, kita tunggu saja mereka, mereka akan mengirim seseorang..
Dong Yi : Cheon Na, jika kita menunggu sampai itu, maka buktinya akan lenyap. Apa anda ingin melihat itu terjadi? Bukti itu yang berharga akan lenyap, mereka akan menghancurkannya.
Sukjong : Lalu bagaimana?
Dong yi punya ide, Sukjong mengira Dong Yi akan mengatakan ide brilian, apa itu?
Dong yi : Bagaimana kalau kita coba lagi, apa anda bisa melakukannya?
Sukjong : Apa?
Dong Yi melihat ke arah tembok, dan Sukjong mengikuti arah mata Dong yi ke tembok di depan mereka.
Sukjong : Apa kau menyarankan aku melompati tembok?
Dong Yi : Bagaimana saya bisa meminta anda melakukan itu? Tentu saja saya yang harus melompati tembok, jadi anda bisa membungkuk dan mengijinkan saya menginjak punggung anda?
Sukjong : Di punggungku! Aku adalah Raja! Waktu itu kau tidak tahu siapa aku, ok itu bisa dimaafkan, sekarang sebaliknya, kau sudah tahu siapa aku!
Dong Yi : Kapan anda mulai berkata kalau anda Raja dan bukan pria sejati?
Sukjong : Itu...
Dong Yi : Anda hanya bisa memilih salah satu, sekarang anda Raja atau pria sejati?
Sukjong terbata-bata, itu..itu
Dong Yi ngotot, Cheon Na!
Akhirnya Sukjong mengalah, baiklah! Punggungku, ayo sini!
Sukjong membungkuk dan Dong yi bersiap menaikki punggung Sukjong untuk melompat ke tembok.
Dong Yi tanpa ragu menginjak punggung Sukjong dan Sukjong merasakan kalau tulang punggungnya berderak, Dong yi..arrrgh!!!
Dong Yi berkata masih kurang tinggi dan minta Sukjong sedikit menaikkan punggungnya.
Sukjong mengeluh, kau sepertinya lebih berat dari sebelumnya?
Dong yi : Cheon Na! ayo berikan sedikit kekuatan!! saya mohon Cheon Na! Mana kekuatan anda, masih menyedihkan seperti sebelumnya...
Sukjong berusaha mengangkat Dong yi ke atas tembok, arrrgh!!
Dan seperti itulah mereka selamanya...
Tahun 1724,
Pengangkatan Yeongjo sebagai Raja dengan Ratunya, Ratu Jeongseong dari Dalseong, Klan seo.
Cha Cheon Soo menyaksikan pengangkatan Yeongjo. Yeongjo (1694-1776) Raja ke-21 Joseon.
Lalu Dewan Istana dan semua menyerukan : Panjang umur Yang Mulia!! Panjang Umur Yang Mulia.
Yeonjo mengunjungi Soryeongwan (makam Dong Yi, di dekat situ juga ada makam Jang hee Bin. Dalam kuil, ada foto Choi Suk Bin mengenakan baju kuning, dengan rambut disanggul di atas.) bersama Cha Cheon Soo. Yeongjo berkata semalam ia mimpi bertemu ibunya, melihat ibu aku sangat bahagia dan lari memeluknya, lalu mengatakan semua kecemasanku meneruskan takhta. Apa kau tahu apa yang dikatakan ibu padaku?
Cha Cheon soo : Apa yang dikatakan Suk Bin pada anda Yang Mulia?
Yeongjo berkata ibunya dengan senyum manis memintanya melakukan yang terbaik sebagai Raja. Bahkan dalam mimpi, aku tidak bisa mengubah kenyataan. Jika aku tidak ingin ibu menghukum-ku dengan keras maka aku harus menjadi Raja yang pintar seperti apa yang Ibu impikan. Demi Ibu aku akan melakukan apa yang ia impikan, atau kalau tidak Ibu akan memarahiku kalau aku menemuinya kelak. Yeongjo menghela nafas menghadapi jalan yang berat di depan-nya.
Cha Cheon Soo dan Yeongjo mendengar ada bunyi gemerisik di antara rerumputan. Cha Cheon soo minta anak buahnya melindungi Baginda dan ia memeriksa. Ternyata ada gadis kecil, ia sedang memetik tanaman obat, kebetulan namanya Dong Yi (yang jadi juga Kim Yoo Jung), anak itu berkata ini adalah makam Choi Suk Bin, ia ingin seperti Choi Suk Bin.
Cha Cheon Soo berterima kasih dan berkata kau benar-benar mulia dalam pemikiranmu. Gadis itu berkata saya seorang Cheonmin bagaimana saya bisa mulia. Cha Cheon Soo berkata karena hatimu mulia.
Yeongjo dan Cha Cheon Soo kembali ke istana setelah mengunjungi makam ibunya.
Ayah anak perempuan tadi memanggilnya dan mereka jalan pulang bersama. Gadis kecil itu mengatakan apa yang dikatakan Cha Cheon Soo padanya, kalau ia mulia bagaikan bangsawan karena hatinya mulia. Bukan karena statusnya, dan kalau memiliki hati yang mulia maka pada akhirnya akan menjadi orang yang mulia. Ayahnya membenarkan, seperti Choi Suk Bin yang sudah dianggap sebagai bangsawan oleh Sukjong.
Terdengar suara Sukjong memanggil, Dong yi!!
Anak perempuan itu menoleh, ia seperti mendengar sesuatu..
Kembali ke padang rumput di awal tadi, Dong Yi berhenti dan menoleh, ia tersenyum manis.
Sukjong mendekatinya di padang rumput, Cheon na!
Dong yi memberi salam, Sukjong menggenggam tangan Dong yi.
Keduanya berpelukan dengan bahagia.
Sukjong menggandeng Dong Yi dan melanjutkan perjalanan mereka di padang rumput.
Notes :
Thank you everybody for following Dong Yi.
Thank you for Jackie and Anne Pham from dramatomy.com who did awesome recaps, I love you Jackie and Anne...
Dong Yi meskipun tidak se-spektakuler Queen Seon Deok maupun Dae Jang Geum, tetap menyenangkan untuk diikuti menurutku. Ini pinternya Korean movie maker membuat drama yang bisa menggelorakan hati rakyatnya.
Choi Suk Bin, sang peroboh "tembok" (Tembok keterbatasan dan ketidak-adilan, dsb)
Yah, semoga ditayangkan di TV lokal next year! hehehe...
Cuma, Cha Cheon Soo, sama siapa akhirnya dia...
SUMBER :
http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-60-final.html
No comments:
Post a Comment