yume

yume

Yume Almo

Sunday 14 August 2011

Mengenal Tusuk Jahit ( untuk sulam )

 Tusuk balik/tusuk tikam jejak



Tusuk balik/tusuk tikam jejak biasa digunakan untuk membuat tangkai, membentuk garis dan untuk menjahit lipatan dan menyambung kain.

 Tusuk veston

Tusuk veston biasa digunakan untuk membuat bunga, lubang kancing, untuk memperkuat dan menghias bagian tepi kain

 
Tusuk batang/tangkai

Tusuk tangkai digunakan untuk mebuat batang, ranting dan untuk mengisi bidang


Tusuk bullion

Tusuk bullion dapat digunakan untuk membuat bentuk bunga kecil dan hiasan bulir-buliran

Tusuk bunga 

Tusuk bunga biasa digunakan untuk membuat bentuk bunga

Tusuk datar 

Tusuk datar digunakan untuk membuat bentuk bunga, daun, dan mengisi bidang

Tusuk daun
 Tusuk daun dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk daun

Tusuk flanel
 Tusuk flanel biasa digunakan untuk membuat hiasan tepi dan garis pembatas
Tusuk jelujur

Tusuk jelujur dapat digunakan untuk membuat garis dan menjelujur sambungan dan lipatan kain

Tusuk lurus



Tusuk lurus dapat digunakan untuk membuat bentuk bunga dan rumput
Tusuk rantai 
 Tusuk rantai digunakan untuk membuat garis pembatas, dahan dan ranting

Tusuk rumani

Tusuk rumani biasa digunakan untuk membuat daun dan bunga-bunga dan bentuk bidang yang panjang

Tusuk satin

Tusuk satin digunakan untuk membuat helai daun dan bentuk-bentuk bebas

sumber : http://yellow-star-on-the-sky.blogspot.com/2009/09/mengenal-tusuk-jahit.html

Menjahit Luka

DEFINISI
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang      sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
LUKA
3.1. Definisi
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.
Trauma tajam menyebabkan :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum
Trauma tumpul menyebabkan :
a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )
Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.
3.2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :
a. luka steril : luka dibuat waktu operasi
b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .
(golden period)
c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN
Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :
4.1.Alat (Instrumen)
a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps
bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu
atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.
b. Scalpel handles dan scalpel blades
c. Dissecting scissors ( Metzen baum )
d. Suture scissors
e. Needleholders
f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk
segitiga dan bentuk bulat
g. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)
i. Retractors, double ended
j. Towel clamps
4.2 Bahan
a. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )
b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )
c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.
d. Anestesi lokal lidocain 2%.
e. Sarung tangan.
f. Kasa steril.

Pinset


Handle mes / Scalpel handles

Dissecting scissors & Suture scissors


jarum jahit

niddleholder


sponge forceps ( ring tang)




5. CARA MEMEGANG ALAT


a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah jarum ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.
b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua dan ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .
c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.
cara memegang alat 
6. PERSIAPAN ALAT
6.1.Sterilisasi dan cara sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam keadaan steril.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, savlon, alkohol.
b. Secara fisik yaitu dengan :
1) Panas kering ( oven udara panas )
♦ Selama 20 menit pada 200° C
♦ Selama 30 menit pada 180° C
♦ Selama 90 menit pada 160° C
2). Uap bertekanan ( autoclave): selama 15 menit pada 120° C dan tekanan 2 atmosfer
3). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara ini hanya dianjurkan bila cara lain tidak tersedia.
6.2 Pengepakan
Sebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus , ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah instrument tersebut menjadi steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut” teknik tanpa singgung.
7. JENIS-JENIS BENANG
7.1 Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
a. Alami ( Natural)
1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari. 2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan ( Synthetic )
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.
7.2 Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )
a. Alamiah ( Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic )
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).
8. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)
a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.
f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan gunting.
g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.
9. TEKNIK PENJAHITAN KULIT
Prinsip yang harus diperhatikan :
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka.Khusus” daerah wajah 2-3mm.
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan.
9.1. SIMPLE INTERUPTED SUTURE
A. Indikasi: pada semua luka
Kontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan
Dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk subcutan terus kekulit sisi lainnya.
b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted)
c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.
B. Indikasi : Luka pada persendian
Luka pada daerah yang tegangannya besar
Kontra indikasi : tidak ada
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya cenderung mengalami inverse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai berikut:
1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.
3. Dibuat simpul dan benang diikat.
9.3 SUBCUTICULER CONTINUOS SUTURE
Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka yang dilakukan sebagai berikut.
1. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.
2. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.
3. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara parallel disepanjang luka tersebut.

9.4 JAHITAN PENGUNCI (FESTON)
Indikasi : Untuk menutup peritoneum
Mendekati variasi kontinyu (lihat gambar)

 



sumber :
http://www.scribd.com/doc/4031632/MENJAHIT-LUKA
http://ratihastarida.wordpress.com/2010/04/06/hecting-penjahitan-luka/
http://fkunhas.com/l/macam+macam+hecting+pada+luka+robek.html



Kreasi sulam pita



Alat dan Bahan untuk Menyulam Pita 
 
Beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat sulaman pita adalah :
  • Jarum Tangan
Ada beberapa jenis jarum yang bisa digunakan untuk membuat sulaman dengan pita yaitu :
  1. Jarum Chenille
    Jarum ini mempunyai ukuran besar dan lubang yang lebar. Digunakan untuk pita yang berukuran lebar
  2. Jarum Tapestry
    Jarum dengan ukuran besar dan ujung yang tumpul. Digunakan untuk bahan linen.
  3. Jarum Crewel/Sharp
    Jarum dengan ujung yang tajam dan halus, lubang yang lebar sampai kecil. Digunakan untuk membuat sulaman dengan benang yang bisa mempercantik sulaman pita.


  • Gunting

  • Gunting digunakan untuk menggunting benang dan pita
    pada saat menyulam.
    Ada berbagai macam ukuran gunting.
    Untuk pekerjaan menyulam gunakan gunting kecil.


  • Tudung jari/Cincin jahit
    Tudung jari gunanya untuk melindungi jari dari tusukan
    ujung jarum pada saat menyulam dengan tangan.
    Bentuknya seperti tudung dengan bagian atas berlekuk untuk menahan ujung jarum.
    Tudung jari dikenakan pada jari tengah tangan kanan



  • Pendedel

  • Pendedel atau pembuka jahitan digunakan untuk mendedel apabila
    ada hasil jahitan atau sulaman yang kurang bagus atau salah.
    Tetapi penggunaannya harus hati-hati karena bisa merusak hasil sulaman atau kain.


  • Karbon jahit
    Karbon jahit mengandung lilin berwarna dan tersedia
    dalam beragam warna.
    Untuk bahan berwarna gunakan karbon berwarna putih
    atau kuning.



  • Pemidangan

  • Pemidangan digunakan agar hasil sulaman bagus dan
    tidak berkerut.
    Ukuran pemidangan ada yang besar dan ada yang kecil.
    Pilihlah pemidangan sesuai desain hiasan dan jenis kain.
    • Pensil
    Pensil digunakan untuk menjiplak desain hiasan
    ke kain/bahan yang akan disulam.


    Bahan untuk membuat sulaman dengan pita yaitu :


    1. Pita
    Pita mempunyai banyak warna, corak dan ukuran. Untuk menyulam pilihlah pita yang lembut namun cukup kuat untuk menembus kain dan tidak merusak pita maupun kainnya. Gunakan pita sesuai jenis desain yang akan dibuat.Jika ingin membuat bunga yang kecil gunakan pita dengan ukuran kecil. Untuk sulaman bunga besar maka gunakan pita dengan ukuran lebar.
    1. Benang Sulam
    Benang sulam tidak terpisahkan dari kegiatan menyulam. Benang bisa melengkapi desain seperti untuk membuat tangkai, putik dan sebagainya.


    3. Jenis kain yang digunakan untuk menyulam harus dapat dilalui oleh  jarum, benang dan pita. Pilihlah kain dengan serat yang tidak terlalu rapat agar dengan mudah jarum dapat melaluinya.


    Teknik Sulaman Pita
    Untuk mulai menyulam terlebih dahulu siapkan pita secukupnya (cukup 20 cm sampai 30 cm) karena pita akan cepat menjadi kusut dan aus apabila menembus kain berulang-ulang.

    Untuk mulai menyulam siapkan pita yang akan disulam sesuai langkah-langkah berikut ini :
    1. Guntinglah dari ujung guntingan pita kira-kira 0,5 cm
    2. Tariklah pita hingga jarum melewati pita tersebut
    3. Tariklah pita dengan tangan kiri sementara tangan yang lainnya menarik pita hingga terbentuk ikatan kecil pada pangkal jarum
    4. pada ujung pita sebaiknya disimpul mati saja
         
         
         
    Jika satu sulaman telah selesai dibuat atau pita kurang panjang, maka sulaman harus diakhiri. Bagaimana caranya? Cukup dengan menyimpul mati pita dengan rapat tetapi pita jangan ditarik terlalu kencang. Karena akan merubah bentuk sulaman yang terakhir kita buat.
         
    Cara memasang pemidangan adalah sebagai berikut :
    1. Longgarkan skrup pemidangan pada bagian luar
    2. Pisahkan bagian yang ada di bawah kain dengan yang ada di atas kain
    3. Letakkan bagian yang tidak berskrup pada bagian bawah kain dan bagian yang berskrup pada atas kain
    4. Masukkan kain pada pemidangan
    5. Tariklah kain hingga kencang dengan kedua tangan hingga siap untuk disulam
    6. Untuk membuka pemidangan, longgarkan skrup lalu tekan dari luar pemidangan bagian dalam dengan jempol
          
          
          
    Untuk mulai menyulam maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
    1. Siapkan kain/benda yang akan disulam
    2. Gambar/jilaklah pola pada kain
    3. Pasang pemidangan dengan memastikan gambar desain ada
      di atas
    4. Siapkan pita dan benang lalu pasang pada jarum
    5. Sulamlah sesuai dengan desain. Usahakan gambar desain
      tertutup oleh pita agar hasil sulaman tersebut bersih dan rapi
      
    Ada berbagai macam cara membuat tusuk untuk menyulam dengan pita, tetapi yang akan ditampilkan di sini hanya 6 macam tusuk.

    Beberapa tusuk sulaman yang biasa digunakan pada sulaman benang juga dapat dipakai untuk sulaman pita seperti tusuk tangkai, tusuk rantai, tusuk jelujur dan lain- lain.

    Dengan menggunakan jenis dan ukuran pita yang berbeda, satu tusuk dalam sulaman pita dapat menghasilkan beberapa macam jenis bunga.

    Dengan menambahkan payet, manik-manik dan beberapa macam tusuk sulaman dengan benang sulam seperti untuk tangkai, daun, benang sari dan sebagainya akan menghasilkan desain bunga yang berbeda dan lebih indah.
    Tusuk hias yang digunakan pada desain hiasan ini adalah :
    1. Straight Stitch
    2. Lazy Daisy Stitch
    3. Stem Stitch
    4. Spider Web Rose Stitch
    5. Gathered Rose Stitch
    6. French Knot