yume

yume

Yume Almo

Tuesday 11 September 2012

camilan khas jepang


Camilan Khas Jepang


1. Wagashi




adalah istilah bahasa Jepang untuk kue dan permen tradisional Jepang. Istilah wagashi digunakan untuk membedakan kue tradisional Jepang dengan kue dan permen dari Barat (Yōgashi) yang diperkenalkan orang Eropa ke Jepang sejak zaman Meiji. Kue dari Tiongkok yang diperkenalkan duta kaisar ke Dinasti Tang, dan kue yang disebut Namban-gashi yang diperkenalkan misionaris dari Eropa juga digolongkan ke dalam Wagashi.

Kue tradisional Jepang yang digolongkan ke dalam wagashi umumnya adalah berjenis-jenis mochi, manjū, dango, dan buah kering. Wagashi umumnya dibuat sebagai kue yang dihidangkan dalam upacara minum teh, sehingga sebagian besar wagashi hanya memiliki satu rasa, yakni rasa manis. Dalam upacara minum teh, wagashi yang dihidangkan tuan rumah harus dihabiskan sebelum meminum teh yang mungkin terasa pahit atau sepat.

Selain untuk dimakan, wagashi dituntut sebagai karya seni yang indah dilihat. Keindahan bentuk dan warna wagashi sering jauh lebih penting daripada rasanya. Selain itu, wagashi harus menggambarkan keindahan alam empat musim di Jepang. Di musim panas, misalnya, bentuk dan warna wagashi harus mencerminkan kesejukan bagi orang yang melihat. Wagashi musim panas sedapat mungkin terlihat sejuk atau transparan, sehingga sering memakai tepung Kuzu yang dibuat dari umbi Pueraria lobata. Wagashi musiman hanya dapat dinikmati pada musim tertentu. Agar-agar mizu yōkan misalnya, hanya tersedia pada musim panas, atau sakuramochi yang dimakan pada musim semi.




























 






.2. Akashiyaki





Akashiyaki adalah nama penganan asal kota Akashi di Prefektur Hyogo, Jepang dari adonan telur, tepung terigu, dashi dan berisi potongan gurita yang dicelup ke dalam kuah dashi sebelum dimakan dan konon merupakan cikal bakal takoyaki.Akashiyaki dianggap sebagai penganan unik khas kota Akashi. Makan akashiyaki (yang dijual dengan nama tamagoyaki) merupakan salah satu tujuan utama wisatawan yang datang berkunjung ke kota Akashi.


2.Anpan



Roti bukanlah makanan yang biasa dimakan oleh orang Jepang sebelumnya, namun kini banyak jenis roti yang merupakan makanan khas Jepang, seperti : meron-pan, kurimu-pan, jamu-pan, koshian-pan, ogura an-pan, sakura an-pan, korone, dan lain-lain. Hal ini bisa jadi karena orang Jepang pandai dalam memperkenalkan tradisi makanan dari negara-negara lain dan mengadaptasinya agar sesuai dengan selera orang Jepang.

An-pan tercipta pada tahun 1874, oleh pemilik roti kimuraya di distrik Ginza Tokyo. awalnya Kimura Yasube'e, nama pemilik toko tersebut mencoba untuk membuat roti yangsesuai dengan selera orang Jepang. Kemudian dengan mengambil ide dari manju kukus yang merupakan makanan khas Jepang, didapatlah roti yang lembut, manis, mudah dimakan dan cocok pula dengan selera orang Jepang.


3.Arare



Arare ( Arare) atau arare mochi adalah makanan ringan asal Jepang yang dibuat dari beras ketan. Bentuknya kecil-kecil (panjang sekitar 2 hingga 3 cm, tebal sekitar 3 mm), dan dimatangkan dengan cara dipanggang atau digoreng. Bahan baku dan ukurannya yang kecil-kecil membedakan arare dan okaki dengan senbei yang berukuran besar dan dibuat dari beras. Makanan ringan ini diberi nama "arare" karena terlihat seperti butir-butir hujan es batu.


4.Bentō



Bentō ( Bentō) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik.

Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Bento dibeli atau disiapkan sendiri di rumah. Ketika dibeli, bentō sudah dilengkapi dengan sumpit sekali pakai, berikut penyedap rasa yang disesuaikan dengan lauk, seperti kecap asin atau saus uster dalam kemasan mini.

Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana. Di Indonesia, hidangan ala bento mulai dipopulerkan jaringan restoran siap saji Hoka-Hoka Bento sejak tahun 1985.


5.Castella ( Kue Bolu )



Castella atau Kasutera ( Kasutera) adalah kue bolu dari Jepang, berbentuk persegi panjang yang dibuat dari gula, telur, tepung terigu, dan mizuame (gula cair dari pati). Castella terkenal sebagai kue khas Nagasaki, walaupun kemungkinan besar berasal dari Spanyol, dan dibawa ke Jepang oleh misionaris Portugis pada abad ke-16.

Nama "Castella" berasal dari bahasa Portugis pão de Castella (roti dari daerah Castilla). Castella umumnya dijual dalam kemasan kotak berbentuk persegi panjang, dan disebut castella batangan (sao castella). Selain itu, baby castella (castella berukuran mini dengan bentuk berbagai karakter anime yang populer) banyak dijual di kaki lima sewaktu ada matsuri ( festival tradisional di jepang )


6.Champon



Champon ( Champon) (chanpon) atau Nagasaki champon adalah mi rebus khas kota Nagasaki. Champon merupakan perkembangan dari mi rebus ala Tionghoa. Bahan berupa daging babi , makanan laut yang sedang musim, kamaboko, dan sayur-sayuran (kubis, tauge) ditumis dengan lemak babi. Air kaldu dari campuran tulang babi atau tulang ayam ditambahkan untuk merebus mi hingga empuk. Di Korea masakan serupa champon disebut Jjamppong (짬뽕), dan dimasak dengan tambahan cabai. Di Okinawa, champon berarti sepiring nasi dengan lauk-pauk di atasnya.


7.Chawanmushi



Chawanmushi ( kukus mangkuk) adalah makanan Jepang yang dibuat dari campuran telur ayam dan dashi yang dikukus di dalam mangkuk. Makanan ini dihidangkan bersama mangkuknya dan dimakan sebagai makanan pembuka.

Di dasar mangkuk diletakkan penyedap rasa seperti daun mitsuba, jamur shiitake, biji ginkgo biloba yang sudah dikupas, kamaboko, udang, atau daging ayam. Campuran telurdan dashi dituangkan secara perlahan-lahan ke dalam mangkuk agar tidak terbentuk buih atau busa.

Chawanmushi sudah dikenal di Jepang sejak zaman kuno. Makanan ini merupakan hidangan segala musim, disajikan dingin di musim panas atau sewaktu masih hangat di musim dingin. Tesktur Chawanmushi yang lembut seperti puding custard disenangi anak-anak dan orang tua.

Chawanmushi yang di dalamnya dicampur udon disebut Odamaki mushi (Odamaki udon).


8.donburi



Donburi ( donburi, don) adalah makanan Jepang berupa nasi putih dengan berbagai macam lauk di atasnya seperti ikan, daging dan sayur-sayuran berkuah yang dihidangkan di dalam mangkuk besar yang juga disebut donburi. Kuah untuk donburi bergantung pada jenis makanan, tapi pada umumnya berupa dashi dicampur kecap asin dan mirin.


9.Dorayaki ( makanan kesukaan doraemon)



Dorayaki ( Dorayaki) adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan kue tradisional Jepang (wagashi) yang bentuknya bundar sedikit tembam, terdiri dari dua lembar kue yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur yang lembut dan mirip dengan kue Jepang yang disebut Kastela karena adonanyang mengandung madu.

Di Indonesia, makanan penganan ini mulai diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan anime Doraemon. Tokoh robot Doraemon mempunyai kegemaran makan kue dorayaki. Dorayaki yang dijual di toko kue di Indonesia rasanya sudah disesuaikan dengan selera lokal seperti dorayaki berisi campuran coklat dan keju. Dorayaki juga dikenal di Indonesia dengan sebutan Obanyaki.

Di Jepang, Obanyaki lebih dikenal dengan nama Imagawayaki. Walaupun Obanyaki mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Dorayaki, kue Obanyaki lebih tebal dibandingkan dengan Dorayaki. Obanyaki juga biasanya dipanggang di depan pembeli sedangkan Dorayaki sudah dipanggang sebelumnya dan dijual dalam kemasan.


10.Furikake



Furikake adalah bumbu makanan asal Jepang yang berbentuk butiran, tepung, atau berserat seperti abon. Bumbu ini ditaburkan di atas nasi dan dimakan sebagai lauk. Furikake tidak dibuat sewaktu ingin dimakan, melainkan dibuat sekaligus dalam jumlah besar dan dimakan sedikit-sedikit di kemudian hari. Produsen makanan sekarang ini membuat furikake dalam berbagai macam rasa dan kemasan menarik.

Sejenis furikake yang disebut bumbu ochazuke (ochazuke no moto) ditaburkan di atas nasi dan disiram dengan air panas atau teh hijau panas untuk membuat ochazuke. Sewaktu membuat onigiri, nasi yang sudah ditaburi furikake diaduk-aduk lebih dulu sebelum dibentuk sebesar kepalan.
Semua bahan yang ingin dibuat furikake dihancurkan hingga agak halus dan diberi bumbu. Setelah dikeringkan, isi lain (seperti nori, biji wijen, atau sayur yang dikeringkan) ditambahkan ke dalam furikake sebagai penyedap. Furikake segar (nama furikake) adalah variasi dari furikake yang tidak dikeringkan. Semua bahan-bahan hanya dicampur dandiaduk menjadi satu. Bahan-bahan untuk furikake segar adalah ikan teri, serutan katsuobushi, potongan kecil rumput laut, kombu, abon ikan atau makanan laut lain.



sumber :http://www.ligagame.com/forum/index.php?topic=77948.25

No comments:

Post a Comment