KOMPAS.com – Bicara komik Indonesia, tidak akan lepas dari pembicaraan seputar orang-orang di balik komik-komik legendaris yang telah mereka ciptakan. Nama-nama besar seperti Man, Jan Mintaraga, R.A. Kosasih, Teguh Santoso, dan Gerdi WK, telah mewarnai dunia komik Indonesia selama beberapa dekade belakangan.
Namun, pecinta komik Indonesia harus menerima pukulan berat pagi ini. Raden Ahmad Kosasih, atau yang akrab disapa R.A. Kosasih telah menghembuskan nafas terakhirnya Selasa (24/7/2012) dini hari tadi dalam usia 93 tahun.
Kosasih yang mulai menggambar pada tahun 1953 telah membuat karya-karya seperti Sri Asih, Siti Gahara, Ramayana, dan Mahabharata. Berbeda dengan komikus lain pada jamannya, R.A. Kosasih tidak membuat komik untuk dijadikan sebagai sisipan majalah. Kosasih membuat komik dalam bentuk buku.
Menurut pengamat dan peneliti komik, Hikmat Darmawan, banyak pihak seharusnya merasa berterima kasih pada R.A. Kosasih. Alih-alih menyebut Kosasih sebagai Bapak Komik Indonesia, Hikmat lebih setuju menyebut Kosasih sebagai Bapak Industri Komik Indonesia.
“Kosasih bukan hanya seorang inovator. Ia juga pelopor dalam industri komik. Komik dalam bentuk buku pertamanya dicetak sebanyak 3000 eksemplar,” kata Hikmat.
Hal senada disampaikan juga oleh Arswendo Atmowiloto. “Paling tidak, era buku komik itu dimulai dari Beliau. Sekitar tahun ’53, ’54. Dulunya komik itu hanya ada di majalah.” Ia juga melanjutkan, “Yang mulai dari buku dan tidak dari majalah, beliau ini pelopornya.”
Apa yang telah dilakukan Kosasih seumur hidupnya telah menjadi inspirasi bagi begitu banyak seniman muda komik Indonesia. Setelah pada tahun ’90-an pasar buku komik dikuasai oleh komik Jepang dan komik Indonesia bergaya Jepang, saat ini komik-komik Indonesia tengah kembali mencari jati dirinya.
Karya R.A. Kosasih juga telah menginspirasi komikus lainnya seperti “Garudayana”, komik bertema wayang ciptaan Is Yuniarto. Komik Sweta Kartika juga membuat tokoh pahlawan berdasarkan komik Sri Asih.
Hikmat berpesan kepada para komikus Indonesia, “Kosasih itu berkarya terus-menerus. Kalau ingin menghidupkan komik Indonesia, belajarlah dengan etos yang dimiliki Kosasih.” Hikmat juga mengatakan, “Kosasih sudah bahagia. Ia hidup seperti apa yang ia mau. Dia adalah seorang teladan.”
Dalam upacara pemakaman R.A. Kosasih di TPU Tanah Kusir siang tadi, tampak beberapa kerabat, pecinta komik, dan sesama komikus turut menghadiri upacara ini. Salah satu komikus yang hadir siang ini adalah Gerdi WK.
Selain telah membuat komik-komik dengan detail tubuh yang luar biasa, sama dengan R.A. Kosasih yang telah menemani anak-anak generasi ’60an dengan komiknya, Gerdi juga menemani anak-anak generasi tahun ’80-an dan ’90-an lewat Ceritera Negeri Dongeng di Majalah Bobo.
SUMBER :http://solusitipsdanuneguneg.wordpress.com/2012/07/28/mengenang-ra-kosasih-teladan-dunia-komik-indonesia/, WWW.KOMPAS.COM
No comments:
Post a Comment